Kode Cek No Telepon Telkomsel

Cek Kode PUK Telkomsel dari Kartu SIM

Cara cek kode PUK Telkomsel yang pertama adalah dengan melihat kartu SIM kamu. Kode PUK ini biasanya dicetak di bagian belakang kartu SIM dan tertera tulisan 'PUK', sehingga kamu akan mudah menemukannya.

Namun hal ini mungkin sulit dilakukan jika bagian belakang kartu sudah tergores sampai menghilangkan kode PUK tersebut. Atau jika HP kamu hilang beserta kartu SIM-nya, kamu harus mengecek kode PUK dengan cara lain di bawah ini.

Cek Kode PUK Telkomsel Via Telepon

Kamu juga bisa cek kode PUK Telkomsel dengan menghubungi layanan pelanggan Telkomsel menggunakan telepon. Kamu bisa menghubunginya di nomor 188 atau 0807-1-080808.

Laporkan bahwa kamu kehilangan kode PUK Telkomsel. Jawab beberapa pertanyaan seperti yang diajukan oleh Veronica di aplikasi MyTelkomsel. Perlu diingat, cara ini membutuhkan pulsa.

Cara Cek Kode PUK Telkomsel

Dikutip dari telkomsel.com, berikut ini 5 cara cek kode PUK Telkomsel dengan mudah, baik tanpa pulsa, maupun menggunakan pulsa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cek Kode PUK Telkomsel Pakai MyTelkomsel

Cara kedua yakni menggunakan aplikasi serbaguna MyTelkomsel. Kamu cuma butuh jaringan internet untuk bisa menggunakan aplikasi ini. Langkah untuk mengecek kode PUK Telkomsel adalah sebagai berikut:

Cara lain menggunakan aplikasi MyTelkomsel ini adalah menggunakan asisten virtual Veronica yang ada di pojok kanan atas halaman utama.

Ketikkan 'kode PUK', kemudian jawab beberapa pertanyaan seperti nomor HP, nomor yang sering dihubungi, hingga nominal pembelian pulsa terakhir. Jika sesuai, Veronica akan memberikan kode PUK Telkomsel.

Personal Unblocking Key atau disingkat PUK sering kali dibutuhkan ketika SIM Card kamu diblokir. Buat pengguna Telkomsel, kamu bisa mengetahui kode PUK Telkomsel dengan mudah.

Kode PUK Telkomsel terdiri dari 8 digit angka yang sudah diberikan sejak awal kamu membeli kartu SIM. Berikut ini 5 cara cek kode PUK Telkomsel yang bisa kamu coba.

Cek Kode PUK Telkomsel Via SMS

Cara cek kode PUK Telkomsel selanjutnya adalah melalui SMS ke provider Telkomsel. Cara ini juga membutuhkan pulsa yang cukup.

Caranya mudah, karena kamu tinggal SMS ke nomor 8999. Ketikkan format SMS seperti ini: PUK (spasi) NOMOR KARTU SIM. Misalnya PUK 081234567890. Tunggu beberapa saat, kamu akan menerima SMS balasan berisi kode PUK Telkomsel.

Cek Kode PUK Telkomsel Via Medsos

Cara terakhir yang bisa kamu pilih untuk cek kode PUK adalah melalui media sosial resmi Telkomsel. Kamu bisa menggunakan Facebook Messenger atau Telegram. Langkahnya adalah sebagai berikut:

Nah, itulah tadi 5 cara cek 8 digit kode PUK Telkomsel dengan mudah, mulai dari cara manual dengan melihat bagian belakang kartu SIM, melalui aplikasi MyTelkomsel, lewat telepon, SMS, maupun media sosial.

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian besar warga Indonesia pasti sudah tak asing lagi dengan sebutan "negara +62" yang menjadi julukan bagi Indonesia yang biasanya digunakan oleh warganet. Hal ini dikarenakan kode telepon yang digunakan negara ini adalah +62. Namun, tidak semua orang mengetahui latar belakang penetapan kode telepon internasional itu.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui akun official Instagram @kemenkominfo sebenarnya sudah pernah membeberkan mengapa Indonesia mendapat kode telepon +62. Untuk diketahui, kode telepon internasional sendiri diatur oleh organisasi dunia di bawah naungan PBB, yakni Persatuan Telekomunikasi Internasional atau International Telecommunication Union disingkat ITU. Kode telepon internasional diatur untuk memudahkan komunikasi lintas negara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Sudahi cocoklogimu 17 + 45 = 62. Cukup cocoklogi zodiak aja, kode negara jangan. Minfo mau cerita sedikit sejarah +62 yang diperoleh Indonesia. Ternyata kode negara ini telah diatur untuk memudahkan komunikasi lintas negara,” tulis Kemkominfo lewat Instagram pada Selasa, 27 Juli 2021.

Dengan adanya kode telepon yang dimiliki setiap negara, tentunya dapat membantu perusahaan telekomunikasi memastikan dan memahami ke mana panggilan harus dialihkan ke tempat yang sesuai berdasarkan kode telepon internasional. Sehingga komunikasi antar negara juga dapat berjalan dengan lebih mudah dan tepat.

Dilansir dari governancejustice.org, pada 1960, ITU menerbitkan Red Book yang berisi susunan kode yang telah ditetapkan untuk digunakan sebagai kode negara di seluruh dunia. Buku panduan tersebut memuat 50 nomor berbasis dua digit untuk negara-negara di dunia.

Kemudian, pada 1964, dirilis Blue Book, di mana kode telepon negara dunia dibagi menjadi sembilan zona, dan negara-negara diberi kode negara satu, dua atau tiga digit, dengan digit awal mewakili zona mereka. ITU memiliki tugas untuk mengatur kode negara di seluruh dunia guna memfasilitasi konektivitas jaringan komunikasi internasional dan menyusun kode telepon internasional berdasarkan zona.

ITU pun membaginya menjadi sembilan zona, yang kemudian angka kelompok zona tersebut menjadi awalan kode telepon. Zona 1 untuk kawasan Amerika Utara dan Amerika Tengah, Zona 2 untuk kawasan Afrika, Zona 3 untuk kawasan Eropa, dan Zona 5 untuk kawasan Amerika Selatan.

Sementara Zona 6 untuk Oseania, Australia dan lain-lain, termasuk sejumlah negara di Asia Tenggara. Zona 7 untuk kawasan Rusia, Zona 8 untuk kawasan Asia Timur, dan Zona 9 untuk kawasan Asia Barat dan Timur Tengah.

Kode telepon +62 digunakan oleh Indonesia karena berdasarkan pembagian zona tersebut Indonesia berada di kawasan Zona 6. Selain Indonesia, negara di Asia Tenggara lainnya juga mendapatkan kode telepon dengan awalan 6, seperti Malaysia dengan kode telepon +60, Filipina dengan kode telepon +63, dan Singapura dengan kode telepon+65.

“Jika menggunakan kode 0 maka jangkauannya hanya di Indonesia saja. Tapi +62 membuatmu bisa berkomunikasi lintas negara,” tulis Kominfo. Selain itu, dijelaskan pula bahwa penggunaan tanda plus (+) berperan penting untuk menunjukkan kode negara. Tanpa tanda tersebut, maka hanya merupakan angka biasa.

-- Laporan terbaru dari sejumlah pemilik ponsel di Indonesia yang menerima panggilan tak dikenal salah satunya dari nomor berawalan +77 pada dasarnya bukan perkara baru. Ini merupakan modus penipuan yang terjadi di seluruh dunia sejak tahun 2000-an.

Konon teknik penipuan ini berawal dari Jepang. Orang Jepang menyebutnya sebagai Wangiri yang berarti "sekali dering dan tutup."

Maksud dari sekali dering adalah pelaku akan menelepon hanya dalam rentang sekali dering dan langsung menutupnya. Cara ini diyakini bisa memancing korban untuk menelepon balik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak jarang pelaku pun mengirim pesan SMS, WhatsApp, hingga surat elektronik alias email untuk meyakinkan korban untuk menelepon balik.

Modus ini mulai bekerja ketika umpan tersebut termakan oleh korban. Ketika korban menelepon balik, maka tagihan biaya panggilan akan melonjak tak wajar. Sedangkan sang pelaku akan mengulur pembicaraan selama mungkin.

Belakangan sejumlah warga mengaku mendapatkan panggilan tak dikenal dengan kode nomor +77 atau +37. Biasanya, nomor ini akan menelepon sekali lalu ditutup.

Pelanggan yang menelepon kembali, konon katanya dikenakan biaya US$ 15-30 atau sekitar Rp200-400 ribu.

Teknik yang dipakai oleh pelaku penipuan seperti ini sebenarnya sederhana. Mereka menyewa nomor telepon premium internasional dari operator lokal di negara mereka.

Selanjutnya, mereka menghubungi nomor acak yang ada di seluruh dunia untuk sekali dering saja.

Pelaku penipuan pun mendapatkan untung dengan menyedot saldo pulsa para korbannya.

Pasalnya mereka mendapat komisi dari operator lokal karena telah menggunakan nomor premium internasional. Mereka memperoleh setidaknya US$1 untuk setiap telepon yang masuk.

Negara-negara seperti Burundi (+257), Malawi (+265), Pakistan (+92), Rusia (+7), Nigeria (+234), Tunisia (+216), dan Belarusia (+375) merupakan negara pelaku penipuan ini berasal.

Ada beberapa cara untuk terhindar dari jenis penipuan ini. Namun yang terpenting adalah tidak menerima telepon ataupun menelepon balik dari kode telepon tak dikenal. Terlebih jika telepon yang masuk hanya berdering sekali dan berasal dari negara-negara bekas Uni Soviet dan Afrika.

Jika sedang menunggu telepon internasional, pastikan mengenal kode negara di panggilan yang masuk. Kode tersebut bisa dicek di Google atau menggunakan aplikasi TrueCaller. Dan jangan lupa melaporkan nomor mencurigakan ke operator seluler yang dipakai.

Masalah ini belakangan dirasakan oleh masyarakat hingga memunculkan pesan berantai di WhatsApp. Hal ini juga telah dikonfirmasi oleh Telkomsel. Mereka mengaku menerima aduan pelanggan yang mengeluhkan panggilang dari kode nomor tak dikenal.

"Kita sedang berkordinasi dengan seluruh pihak terkait khususnya untuk urusan internasional call seperti Telin, Indosat, dan Gaharu Telkom. Untuk urusan teknis, tim dari Telin sedang menginvestigasi. Kali ini memang agak masif, yang paling penting sekarang menjaga kenyamanan pelanggan," tutur General manger External Corpcomm Telkomsel Denny Abidin dalam pesan singkatnya kepada

Anda sedang mengakses Telkomsel dengan nomor

Daftar Kode Nomor Telepon Seluler Di Indonesia